Waktu Anda

Sabtu, 23 Oktober 2010

Berkurban

Renungan dan implementasi berkurban di masjid al Baaniyah
Bissmillahirahmaanirrahiim
“Barang siapa yang mempunyai kelapangan, namun tidak berkurban, maka janganlah sekali-kali mendekati tempat shalat kami” (HR. Ahmad dan Ibn Majah)
Ketika ALLAH memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya, Ismail, ada pergulatan bathin yang teramat dalam di sanubari seorang Ibrahim. Ada sebuah peperangan aras filosofi dan mind set yang terjadi di dalam otak beliau. Sebagai Nabi dan sekaligus orang biasa, beliau mengalami hal yang sangat luar biasa rumit, sangat luar biasa membuat otaknya berpikir keras. Otak kita tidak akan sanggup untuk mengukur makna logis dari perintah “Menyembelih putranya sendiri”. Otak kita tidak akan mungkin bisa sampai memikirkan makna eksplisit yang tersirat dari perintah “memotong leher anaknya sendiri”.
Terselenggaranya berkurban di masjid al Baaniyah diawali pada tahun 1998, dengan adanya rembukan di antara jamaah beserta pengurus yang menyepakati terwujudnya kegiatan kurban disatu tempatkan yaitu di masjid al Baaniyah. Seiring dengan keinginan mulia yang menggebu-gebu agar berkurban itu terlaksana alhamdulillah Allah memberikan kemudahan selain warga yang berpartisipasi berkurban ditambah adanya donatur warga masjid al Baaniyah yang mempunyai hubungan baik dengan lingkungan luar masjid al Baaniyah sehingga jumlah hewan kurban dapat melebihi dari yang diperkirakan dan tidak kurang dari 15 ekor kambing dapat disembelih.
Di tahun 2004 sampai sekarang bertambah terus hewan kurbannya selain kambing juga sapi. Untuk tercapainya kegiatan ini keluarga besar masjid al Baaniyah melakukannya dengan cara "tabungan kurban". Dan alhamdulillah masyarakat menanggapinya secara positif.
Mudah-mudahan tahun demi tahun lebih meningkat lagi baik dari segi pemahaman maupun pengamalan hakekat berkurban.
Amiin.
Sekilas foto-foto kegiatan berkurban sedang berlangsung di masjid al Baaniyah:








Tidak ada komentar:

Posting Komentar