Waktu Anda

Rabu, 22 Desember 2010

Siapakah yang menjadi korban Pembunuhan Masal di tahun 2012

Rencana Pembunuhan Masal 2012
Strategi kontrol populasi tidak hanya lewat program KB, namun juga lewat rekayasa genetis, yang gencar dilakukan terhadap tumbuhan dan hewan. Dari upaya ini dikenal istilah-istilah seperti makanan transgenik dan sebagainya.
Kontrol populasi merupakan praktek paling dasar dari ritual kaum pagan guna menyeimbangkan manusia dengan alam, yaitu bumi (Gaia). Pihak Konspirasi yang merupakan pewaris ritual agama pagan kuno-sebab itu disebut juga sebagai Paganis Modern-meneruskan usaha ini demi memelihara Gaia bagi mereka.
Jika kaum pagan kuno seperti suku Aztec, Mesir Kuno, Maya, Kaliyuga, dan Indian Hopi dengan sistem kalender sonar-nya meramalkan kehancuran fase lama pada 31 Desember 2012. Maka kaum pagan modern ini juga menjadikan tanggal tersebut sebagai fase yang penting bagi sejarah gerakan panuang mereka. Momentum akhir Desember 2012 dijadikan tonggak berakhirnya Pentagon lama dan kemunculan Pentagon baru, lalu dimulainya fase pengurangan populasi umat manusia sampai dengan 90%-nya hingga dunia menyisakan sekitar 500 juta manusia di dalamnya, dan sebagainya.
Kontrol populasi ini sudah diterapkan sejak bertahun-tahun lalu melalui serangkaian uji coba dan strategi, antara lain program Keluarga Berencana (KB), yang sampai detik ini ditentang oleh Gereja Katolik. Sikap Gereja sesungguhnya bukan semata alasan bahwa program tersebut seolah mendahulu takdir Tuhan, namun Gereja yang memang sejak lama menjadi musuh bagi Konspirasi (ingat penumpasan Templar di tahun 1307), mengetahui secara pasti akal licik di balik program dunia tersebut.

BRIEF HISTORY MOSQUE JAMI' AL-BAANIYAH

BRIEF HISTORY MOSQUE JAMI' AL-BAANIYAH
by Abidin Nawawi
Al-Baaniyah" is the name of a mosque, which sentence in Village  Block Sawo bin Pendek.

The name "Al-Baaniyah" sustained name is taken from soil, named H. Banin. From this banin said mushalla name is taken. "Al-Baaniyah" means "builder." Which gives the name of Al-Baaniyah are: Drs. H. Abidin Nawawi

Why build mushalla in this place is the first time from promise  H. Banin and family worship during the pilgrimage to Mecca, promise H. Banin is a time when he and his family pilgrimage from Mecca to begin leaving for home, well there are no obstacles and hurdles all right, and survived, then he will establish a mushalla.

The pioneers and supporters of this mushalla development among others are:
1. H. Banin bin Pendek             11. Kolonel Hidayat
2. H. Junaedi bin H. Banin        12. Sanusi bin Alias (Alm)
3. Misan bin Pendek                13. etc.
4. Ustadz H. Subakri 
5. K.H.M Rainan 
6. H. Hamim 
7. H. Amsir
8. H. Lili Zarkoni
9. Syafrudin (Chairman of the RT. 03)
10. H. Abidin Nawawi    
In order to implement promise, which wants to build a mushalla, H. Banin invite the community leaders who are in Block Sawo, Cipayung village to ask for blessing. So one night, there was discussion at the home of  H. Banin, which was attended by leaders and citizens of good Block Sawo of RT. 01 / RT. 02, and RT. 03. Present at the meeting that there are an estimated 30 people. Among the community leaders in attendance include: RW. Mahmud, Rasyid, Matalih, H. Yusuf, RT. Husin, RT. Syafrudin, H. Amsir, H. Subakri, H. Hamim, Misan etc.

Kurban 10 Dzulhijjah 1431 H di Masjid Al-Baaniyah

Kurban 10 Dzulhijjah 1431 H di Masjid Al-Baaniyah Kampung Blok Sawo Rt. 03/Rw. 03 Keluarah Cipayung Kecamatan Cipayung Depok. Kurban pada tahun 1431 H sebanyak 16 orang, berupa sapi satu ekor dan kambing 9 ekor.

Pengajian Mingguan MT Al Baaniyah

Tema kali ini di bulan Muharam tentang makna Hijrah. Mengambil contoh Hijrahnya Ashabul Kahfi. Ashabul Kahfi adalah para pemuda mukmin yang hijrah ke dalam gua. Para ulama tafsir baik dari generasi salaf maupun khalaf menyebutkan bahwa ashabul kahfi adalah anak-anak dari penguasa dan tokoh-tokoh di masa itu. Suatu hari ketika kaumnya sedang merayakan hari besar agama mereka. Mereka pergi meninggalkan kaumnya yang berkumpul di pusat kota setiap satu tahun sekali. Mereka menyembah berhala-berhala dan thagut. Mereka menyembah binatang ternak untuk dipersembahkan kepada tuhan mereka. Di tengah mereka berkuasa seorang raja yang kejam dan keji. Disebutkan bahwa namanya Dikyanus. Ia menyeru rakyatnya untuk menyembah berhala serta menyembelih binatang untuk mereka. Ketika orang-orang keluar untuk berkumpul dan melakukan hal itu, keluarlah para pemuda itu bersama keluarga dan kaumnya. Mereka melihat apa yang dilakukan oleh kaumnya dengan mata dan nurani yang jernih. Mereka menyadari bahwa apa yang dilakukan oleh kaumnya dengan bersujud kepada berhala sesungguhnya merupakan hak Allah swt. yang telah menciptakan langit dan bumi. Mulailah satu demi satu mereka meninggalkan kaumnya dan menolak perbuatan mereka dan menentang mereka dalam hal itu. Orang yang pertama di antara mereka adalah duduk di bawah pohon rindang. Kemudian menyusul orang kedua yang turut duduk di sana. Kemudian berdatangan yang selanjutnya dan selanjutnya. Mereka bukanlah orang yang saling mengenal, namun hati-hati mereka yang menyebabkan mereka berkumpul dalam kumpulan iman. Sebagaimana hadits muallaq yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Yahya bin Sa'id dari Amrah dari Aisyah r.a. ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: Ruh-ruh itu berbaris bagaikan tentara. Siapa yang mempercayainya, ia selamat dan siapa yang mengingkarinya ia celaka." Fathul Bari 6: 369.
Maksudnya bahwa setiap mereka menyebunyikan apa yang mereka yakini karena takut terhadap teman-temannya. Mereka tidak tahu bahwa sesungguhnya teman-temannyapun seperti dirinya. Hingga salah seorang di antara mereka berkata, "Demi Allah, ketauhilah wahai kaumku, sesungguhnya Ia tidak mengeluarkan kalian dari kaum kalian dan mengasingkan kalian dari mereka kecuali karena satu hal. Lihatlah masing-masing kepada hal itu." Yang lain berkata, "Adapun aku, sesungguhnya aku melihat kaumku berada dalam keadaan seperti itu, sebab itu aku yakin bahwa apa yang mereka lakukan batil. Sesungguhnya yang berhak untuk disembah hanyalah Dia yang Esa yang tidak memiliki sekutu sedikitpun. Dia lah Allah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya. Yang lain berkata, "Akupun demikian." Yang lain juga mengatakan demikian, hingga sepakatlah mereka akan satu kalimat yang menjadikan mereka satu langkah. Jadilah mereka saudara dalam kebenaran. Mereka membuat tempat beribadah kepada Allah untuk mereka gunakan. Tidak lama kemudian kaumnya mengetahui hal ini. Mereka mengadukan serta mendustakan apa yang dilakukan oleh para pemuda itu kepada raja mereka. Ia meminta agar para pemuda itu dibawa kehadapannya. Ia bertanya mengenai mereka, apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka kehendaki. Mereka menjawab semua pertanyaan itu dengan kebenaran. Mereka menyeru rajanya untuk beriman kepada Allah. Terkait dengan hal ini Allah swt berfirman, "Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka berkata, "Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, "Kalimat "sekali-kali tidak" menunjukkan bahwa mereka tidak akan menyembah. Yaitu kami tidak akan melakukan hal ini semua selamanya karena jika kami melakukan itu sama dengan kami melakukan kebatilan.

Khatib Andalan Masjid Al Baaniyah

Di bawah ini para khatib Masjid Al Baaniyah yang selalu konsen dengan tugasnya dan siap setiap saat untuk mengisi khutbah baik jumat maupun Hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Ustad Muhammad Ali dan H. Abidin Nawawi
Habib Somad
Ustadz Nuruddin, S.Ag
Uastadz A.Sofyan
Ustadz H. Junaedi 

dan Drs. Apep Kurnia, M.PdI

Senin, 06 Desember 2010

Hjrah, upaya Rasulullah menyelamatkan Akidah Islam

Pada Selasa (7/12), seluruh umat Islam di berbagai penjuru dunia, memperingati tahun baru Islam, 1 Muharram 1432 H. Peringatan ini untuk mengenang kembali masa-masa awal saat Rasulullah SAW berhijrah dari Makkah ke Madinah.

Seperti diketahui, sebelum berhijrah, Nabi Muhammad SAW dan umat Islam yang berada di Kota Makkah mendapatkan berbagai ujian dan cobaan yang tak henti-hentinya. Ujian itu datang dari Allah (setelah wafatnya paman Nabi SAW, Abu Thalib, dan istri Rasulullah, Khadijah binti Khuwailid) diiringi gangguan kaum kafir Quraisy.

Mementum Transformasi di Awal Hijriyah

REPUBLIKA.CO.ID, Kita saat ini berada di penghujung pergantian tahun 1431 Hijriyah dan memasuki Tahun Baru 1432 Hijriyah. Sebagaimana diketahui umat Islam menghitung permulaan tahun kalender internasional dari peristiwa sejarah yang memiliki nilai penting sebagai tolok ukur kebangkitan umat hingga akhir zaman. Peristiwa bersejarah itu ialah hijrah yang dilakukan Rasululah SAW bersama para sahabat dari Mekkah ke Yastrib (Madinah).

Perlu dipahami bahwa hijrah Rasulullah dan para sahabat ke Madinah pada waktu itu sama sekali bukan karena keinginan untuk sengaja meninggalkan tanah airnya, akan tetapi karena perintah dari Allah SWT sebagai bagian dari strategi dakwah dan sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk melaksanakan ajaran-Nya. Setelah hijrah terbentuklah masyarakat Madinah yang penuh dengan kedamaian, ketenangan, persamaan, kesejahteraan, keadilan, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Peristiwa hijrah yang monumental telah berlangsung 14 abad yang lampau dan tidak akan terulang lagi. Namun hikmah dan nilai-nilainya tetap abadi sampai sekarang dan hingga akhir zaman. Hikmah terpenting dari momentum Tahun Baru Hijriyah, ialah memperbarui tekad, semangat dan upaya untuk melakukan perbaikan dan peningkatan dalam berbagai bidang kehidupan.